Kamis, 03 Oktober 2013

RESUME BAHASA INDONESIA

DASAR-DASAR MORAL
Moral menyangkut kebaikan. Orang yang tidak baik juga disebut sebagai orang yang tidak bermoral, atau sekurang-kurangnya orang yang kurang bermoral. Maka secara sederhana kita mungkin dapat menyamakan moral dengan kebaikan orang atau kebaikan manusiawi. Ada beberapa hal yang paling mendasar tentang kebaikan manusia secara umum, sebelum meninjau patokan-patokan kebaikan dibidang-bidang yang lebih khusus.
Sikap Batin dan Perbuatan Lahir
Moral sebenarnya memuat dua segi yang berbeda, yakni segi batinlah dan segi lahirlah. Orang yang baik adalah orang yang memiliki sikap batin yang baik dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik pula. Sikap batin sering disebut juga hati, orang yang baik mempunyai hati yang baik. Akan tetapi sikap batin yang baik baru dapat dilihat oleh orang lain setelah terwujud dalam perbuatan lahirlah yang baik pula. Moral rupanya hanya dapat diukur secara tepat apabila kedua seginya diperhatikan.
Ukuran Moral
Untuk menilai sikap batin maupun perbuatan lahir dibituhkan suatu alat, yakniukuran moral. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, dapat dikatakan bahwa sekurang-kurangnya kita mengenal adanya dua ukuran yang berbeda, yakni ukuran yang ada dalam hati dan ukuran yang dipakai oleh orang waktu mereka menilai diri kita. Dalam hati kita ada ukuran subjektif sedangkan orang lain mungkin memakai ukurang yang lebih objektif. Disekolah kita belajar norma-norma lain lagi, yang barangkali tidak sempat diajarkan oleh orang tua maupun oleh masyarakat kampung. Misalkan, dilatih untuk berdisiplin waktu dan mengerjakan tugas-tugas secara bersungguh-sungguh.Dari agama kita banyak norma yang khas agama maupun penggaris bawahan norma-norma yang sudah kita kenal dari orang tua, masyarakat, dan juga sekolah. Agama bahkan mengajarkan kepada kita norma-norma yang amat mengikat hati nurani, karena keyakinan bahwa norma-norma itu diwahyukan sendiri oleh Allah melalui para nabi atau Rasul-Nya .
Pertumbuhan Hati Nurani
Hati nurani merupakan pusat kepribadian. Maka, seperti seluruh kepribadian, hati nurani manusia juga mengalami pertumbuhan. Mutu dari pertumbuhan itu tergantung pada tanggapan lingkungan maupun pada usaha sendiri. Lingkungan yang baik dapat mendukung pertumbuhan hati nurani secara positif. Maka keluarga maupun kampung yang baik merupakan bantuan besar bagi warganya untuk dapat maju dalam pertumbuhan hati nuraninya.dan sebaliknya masyarakat dan keluarga yang buruk akan menghambat perkembangan hati nurani. Perkembangan positif hati nurani manusia dapat digambarkan misalnya sebagai berikut : semula hati nurani masih harus belajar norma-norma misalnya pada waktu kita masih kanak-kanak, kemudian hati nurani itu mulai dapat membanding-bandingkan norma tersebut.
Salah Dan Dosa
Secara singkat perbedaan itu dapat dirumuskan sebagai berikut; salah adalah tindakan yang objektif melawan norma yang berlaku sedangkan dosa adalah tindakan yang dengan sengaja walaupun secara subjektif  diketahui sebagai tindakan yang tidak baik. Jadi, salah lebih bersih objektif dan menyangkut norma , sementara dosa lebih bersifat subjektif dan menyangkut keyakinan hati nurani. Berhubungan dengan dosa , orang seringkali membedakan antara dosa yang berat dan dosa yang ringan. Dosa yang berat kiranya dapat dipahami sebagai dosa dalam perkara berat yang dilakukan dengan penuh kesengajaan sedangka dosa yang ringan justru menyangkut perkara ringan, seperti misalnya karena jengkel lalu kurang halus dalam berbicara terhadap teman dan sebagainya.


Keutamaan Moral
Orang yang berusaha hidup baik secara tekun dalam waktu yang lama dapat mencapai keunggulan moral yang biasa disebut Keutamaan. Keutamaan adalah kemampuan yang dicapai oleh seseorang untuk bersikap batin maupun berbuat secara benar. Misalnya: kerendahan hati, kepercayaan kepada orang lain, keterbukaan, kebijaksanaan, ketekunan kerja, kejujuran, keadilan, keberanian, penuh harap, penuh kasih dan sebagainya. Untuk mencapai keutamaan diperlukan usaha pribadi maupun dukungan positif dari lingkungan, bahkan juga bantuan dari Tuhan sendiri. Sebagai manusia yang lemah, kita akan seringkali gagal bersikap batin maupun bertindak baik, maka dari itu bantuan dari Tuhan dan sesama akan amat berarti karena akan membangkitkan semangat kita untuk berusaha lagi.
BAB II
MORAL HIDUP
Hidup selayaknya dilihat sebagai anugerah Tuhan yang amat berharga. Karena itu kita terpanggil untuk memelihara dan melindungi kehidupan sejauh mungkin. Pemeliharaan kehidupan juga merupakan salah satu bentuk rasa syukur atas anugerah tersebut. Kita juga yakin bahwa kehidupan manusia mempunyai martabat yang lebih tinggi dari makhluk ciptaan lainnya. Maka manusia dalam keadaan mana pun harus kita hargai sesuai dengan martabatnya yang luhur itu.
Awali Hidup Seorang Manusia
Ada beberapa pendapat yang berbeda tentang saat yang tepat mulainya hidup seorang manusia. Diantar pendapat-pendapat itu ada 3 pendapat yang mempunyai argumentasi yang kuat, sehingga cukup sulit kita tentukan manakah pendapat yang paling sesuai dengan kebenaran. Pertama, menyatakan bahwa hidup seorang manusia sudah dimulai sejak terbentuknya sel pertama hasil pertemuan sperma suami dan sel telur istri. Kedua, menyatakan bahwa hidup seorang manusia barulah mulai sekitar 11 hari setelah pembuahan, yakni ketika muncul individualitas yang jelas, ketika kumpulan sel-sel itu tidak mungkin lagi terpisah menjadi beberapa aanak kembar. Ketiga, menyatakan bahwa hidup khas manusia barulah muncul ketika embrio berusia sekitar 20 sampai 40 hari, yakni bila embrio itu sudah berhasil membentuk otak dalam dirinya.
Usaha Pencegahan Kehamilan
Walaupun hidup manusia itu luhur dan penuh makna kita tidak dapat mengingkari perlunya perencanaan dan pengaturan kehamilan, demi kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Manusia dan masyarakat modern sadar akan perlunya kesesuaiaan antara jumlah anak dan kemampuan orang tua untuk menghidupi dan mendidik mereka. Namun harus sungguh dibedakan antara pencegahan kehamilan dan pencegahan kelahiran. Harus dibedakan antar usaha kontrasepsi dan birth control. Cara pencegahan kehamilan misalnya dengan Pil KB, suntik KB, dan susuk KB, ketiga-tiganya mempunyai cara kerja yang sama, yakni memasukkan hormon-hormon kewanitaan yang mencegah ovulasi pada tubuh wanita.
Pengadaan Anak Secara Buatan
Kemajuan teknologi tidak hanya dimanfaatkan untuk mencegah kehamilan, melainkan juga untuk mengadakan anak secara buatan, artinya tanpa hubungan seks antara suami dan istri. Salah satu cara untuk mengadakan anak tanpa hubungan seks adalah dengan inseminasi, yakni dengan memasukkan sperma kedalam rahim wanita ketika ia sedang subur, ketika ada sel telur yang masak didalam saluran telurnya. Cara seperti inilah yang dinamakan bayi tabung.
Pemeliharaan Kehidupan Dalam Rahim
Sejak pembuahan, atau paling lambat setelah embrio berhasil membentuk otak pada hari ke-20  sampai ke-40 setelah pembuahan, hidup manusia baru itu harus dilindungi sebaik mungkin. Yang paling berhak dan berkewajiban melindungi anak tersebut adalah ibunya sendiri, yang mengandungnya. Ia juga harus dilindungi oleh ayahnya, oleh negara, oleh agama, dan oleh seluruh masyarakat.

Pemeliharaan Kehidupan
Sejak lahir, bahkan sudah sejak dalam kandungan, manusia hanya dapat hidup dengan baik apabila ia sehat, secara fisik maupun secara psikis. Karena itu perlu kita sadari bahwa rasa syukur atas anugerah kehidupan yang dihadiahkan oleh tuhan itu harus tampak pula dalam usaha memelihara kehidupan itu. Usaha itu meliputi berbagai tingkatan, yakni memelihara kesehatan, mencegah penyakit dan rasa sakit menyembuhkan penyakit dan mengurangi rasa sakit, memulihkan kesehatan sesudah menderita sakit, dan mencegah kematian dalam bahaya maut. Karena sumber penyakit ada dimana-mana, bahkan di lingkungan hidup kita yang terdekat, perlulah kita berusaha juga mencegah penyakit dan rasa sakit, sejauh mungkin. Cara-cara yang biasa dilakukan ialah: imunisasi, pembersihan lingkungan hidup , dan menghindari kebiasaan masyarakat yang sebenarnya dapat mengurangi kesehatan (seperti: merokok, minum-miniman keras, terlalu cepat menelan obat-obatan dan sebagainya).
Menghayati Akhir Kehidupan
Betapun orang menjaga kesehatan dan mencegah segala penyakit, akhirnya ia juga akan mati. Karena keterbatasannya sebagai makhluk, manusia harus menerima kenyataan yang tidak membahagiakannya itu. Justru dari keniscayaan kematian itulah manusia menyadari diri sebagai makhluk ciptaan yang terbatas, tergantung pada kehendak Allah pencipta. Tuhan itulah yang berkuasa atas hidup dan kematian kita. Kepada Dialah kita layak taat dan menyerah sepenu-penuhnya.
BAB III
MORAL SEKSUAL
Akhir-akhir ini hampir diseluruh dunia tampak kecewa derungan masyarakat, terutama kaum muda, untuk membebaskan diri dari norma-norma lama dibidang seksual. Media massa pun secara gencar membebaskan diri dari kekangan-kekangan tradisional dan mulai mengekspos berbagai skandal maupun pandangan baru di bidang seks. Karena itu perlulah dicari norma baru di bidang ini, yang lebih mengutamakan isi dari pada rumusan. Nilai-nilai luhur dari seks perlu dilestarikan.
Seks Dan Seksualitas
Sebaiknya seks dan seksualitas dibedakan, walaupun tidak perlu dipisahkan karena keduanya memang bertalian secara amat erat. Yang disebut seks adalah alat kelamin dan hal-hal yang langsung menyangkut alat kelamin itu. Sedangkan seksualitas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kepribadian sebagai pria atau sebagai wanita. Maka dari itu seksualitas jauh lebih luas dari pada seks. Seks hanyalah salah satu bagian dari seksualitas.
Onani Atau Masturbasi
Pandangan tradisional pada umumnya menganggap onani atau masturbasi sebagai tabu, tak layak dibicarakan, apalagi dilakukan. Segala macam tindakan onani dan masturbasi disamaratakan dan dipandang sebagai dosa yang berat. Pandangan modern tidak lagi menganggap onani atau masturbasi sebagai sesuatu hal yang tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Tindakan masturbasi pun tidak dinilai secara samarata, seolah-olah semuanya layak dikategorikan sebagai dosa berat.
Permainan Seksual
Sebagai prinsip umum kiranya dapat kita katakan bahwa masa pacarran adalah masa untuk belajar saling mencintai dengan harapan kelak akan menjadi suami istri yang berbahagia. Ungkapan dan perwujudan kasih sayang antar pria dan wanita pada umumnya memuat juga kemesraan, kehangatan, rasa tertarik, bahkan juga hawa nafsu seksual. Justru karena kasih sayang antar muda-mudi yang sedang berpacaran itu pada umumnya memuat cinta sejati maupun hawa nafsu seksual, mereka harus belajar dan dibantu untuk dapat membedakan cinta yang sejati dari hawa nafsu. Hawa nafsu seksual, seperti hawa nafsu lainnya, bersifat egosentris.
Homofilia Dan Homoseksualitas
Perlu di bedakan antara homofilia dan homoseksualitas. Homofilia adalah pengalaman jatuh cinta kepada orang sejenis kelamin, tetapi cinta itu belum begitu mendalam dan baru di ungkapkan dengan kemesraan ringan seperti saling merangkul, saling memeluk, dan saling mencium. Sedangkan homoseksualitas atau disebut juga lesbianisme apabila itu menyangkut ikatan cinta antara sesama wanita, sebaiknya hanya dikenakan pada hubungan cinta yang sudah amat mendalam antara dua orang sejenis kelamin dan bila kemesraan mereka sudah begitu jauh. Hubungan semacam itulah biasanya disebabkan karena adanya kelainan mental seksual pada salah satu atau bahkan pada kedua-duanya.
Kelainan-Kelainan Seksual
Selain homoseksualitas, masih dikenal pula beberapa kelainan seksual yang lain. Misalnya saja: terlalu banyak membutuhkan kepuasaan seksual, terlalu sedikit membutuhkan kepuasan seksual, tidak mampu berhubungan seksual, tertarik berhubungan seksual dengan binatang, tertarik berhubungan seksual dengan mayat, tertarik untuk menikmati kegiatan seksual orang lain, hubungan seksual dengan saudara dekat dan sebagainya. Maka dari itu yang harus kita garis bawahi pentingnya perumusan norma secara baru dibidang itu.
BAB IV
MORAL PERKAWINAN
Sebagian besar dari u mat manusia sepanjang sejarah hidup dalam lembaga perkawinan. Mereka yang tidak menikah pun pada umumnya cukup lama hidup dalam keluarga, bersama bapak ibu dan kakak serta adik mereka. Karena itu masalah perkawinan menyangkut kepentingan semua orang. Maka moral perkawinan juga layak menjadi salah satu sasaran perhatian kita. Emansipasi wanita dan teknologi pencegahan kehamilan, misalnya, jelas mengubah pandangan dan praktik hidup banyak suami-istri.

              Perkawinan Sebagai Lembaga Masyarakat
            Sudah sangat lama perkawinan menjadi lembaga masyarakat, yakni kenyataaan yang diakui, diatur, dan di lindungi oleh masyarakat. Pada umumnya aturan masyarakat terhadap lembaga perkawinan bercorak dinamis, mengikuti perkembangan masyarakat dibidang-bidang lain. Peraturan atau ketentuan masyarakat tentang lembaga perkawinan pertama-tama menyangkut hakikat perkawinan.Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari masyarakat modern lebih menghargai suami-istri yang perkawinannya monogam dan tak terputus oleh perceraiaan.
              Perkawinan Sebagai Lembaga Hukum Negara
            Mengingat pentingnya keluarga-keluarga bagi kesejahteraan seluruh bangsa, kebanyakan negara modern mengakui perkawinan sebagai suatu lembaga hukum negara. Negara ikut mengakui, mengatur, dan melindungi lembaga perkawinan warganya. Dalam negara yang masyarakatnya bersifat majemuk, negara sering merasakan mendesaknya ketentuan-ketentuan yang agak seragam tentang perkawinan bagi semua warganya. Sebab dapat timbul kekaburan hukum, apabila warga negara hanya mengikuti ketentuan-ketentuan khas dari masing-masing suku atau agamanya, terutama bila terjadi perkawinan berbeda suku atau berbeda agama.
              Perkawinan Sebagai Lembaga Agama
            Kebanyakan agama juga telah melembagakan perkawinan. Agama-agama itu tidak hanya memberikan pedoman-pedoman moral, melainkan juga memberi hukum-hukum di bidang perkawwinan. Hukum-hukum itu misalnya menyangkut hal persiapan nikah, peneguhan nikah, proses perpisahan sementara, proses perceraiaan, proses pembatalan ikatan nikah, dan perkawinan kedua sesudah ada perceraiaan. Umat beragama seringkali bahkan tak mampu lagi membedakan kaidah-kaidah moral dari ketentuan-ketentuan hukum dari agamanya sendiri. Apa yang dilarang oleh hukum agama  seringkali disamakan begitu saja dengan apa yang tidak layak secara moral..
              Perkawinan Sebagai Panggilan Hidup
            Berkaitan dengan hakikat perkawinan sebagai lembaga hukum (masyarakat, negara maupun agama), seorang yang menikah harus menguji diri, sejauh mana ia akan mampu mematuhi ketentuan-ketentuan hukum perkawinan yang berlaku. Misalnya, kalau hukum perkawinan negara memberi kewajiban pada suami untuk mencukupi nafkah istri dan anak-anak. Perkawinan menuntut kemampuan untuk setia kepada satu orang, kemauan untuk menurunkan anak-anak dan kemampuan untuk mendidik mereka.
              Perkawinan Sebagai Persekutuan Hidup
            Dengan perkawinan, pria dan wanita menjadi teman hidup untuk seumur hidup mereka. Mereka mempersekutukan diri dengan seluruh pribadi, jiwa dan raga. Persekutuan spiritual akan lebih mudah dicapai apabila suami-istri memeluk agama yang sama dan kedalaman iman mereka tidak berbeda jauh.
              Sifat-Sifat Pokok Perkawinan
            Ada beberapa sifat-sifat perkawinan  sebagai berikut: pertama, monogam yaitu satu suami dan satu istri saja. Sifat ini muncul dari sifat manusia yang normal, sifat pria dan wanita yang menginginkan cinta yang penuh, tak terbagi. Kedua, perkawinan yang bersifat tak terceraikan, yaitu secara minimal hal itu berarti bahwa suami-istri akan menghindari perceraiaan resmi, walaupun mungkin terpakasa hidup pisah karena ketidakcocokan yang tak teratasi. Ketiga, perkawinan yang bersifat heteroseksualitas yang dapat dikatakan sebagai sifat yang berasal dari kodrat perkawinan manusia sendiri. Dan yang keempat, keterbukaan akan adanya anak.
              Tugas Pokok Suami-Istri
            Pernikahan sebagai suatu status atau cara hidup tertentu membawa hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu pula pada suami-istri. Tugas mereka yang pokok yaitu; menyempurnakan cinta, saling membahagiakan, membentuk persekutuan hidup yang penuh cinta, menurunkan dan mendidik anak-anak yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka, ikut membangun masyarakat, dan ikut mengembangkan umat beragama yang seiman dengan mereka..
              Poligami, Perceraiaan, Penyelewengan dan Pengguguran
            Hal-hal yang layak dijadikan kprihatinan adalah poligami dimana dalam masyarakat modern sudah dianggap sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman. Perceraiaan diman secara prinsipil juga layak ditolak oleh semua orang, terutama mereka yang menjunjung tinggi kesucian perkawinan dan kesetiaaan cinta suami-istri. Penyelewengan banyaknya penyelewengan yang dilakukan oleh suami atau istri terutama oleh suami. Dan masalah  pengguguran diman masalah ini termmasuk masalah modern yang paling gawat. Seluruh masyarakat harus disadarkan akan pentingnya perlindungan terhadap janin dalam kandungan.
BAB V
MORAL SOSIAL
            Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang berkembang dengan pengaruh banyak orang lain, dan kehadirannya sendiri pun juga ikut mempengaruhi perkembangan pribadi banyak orang lain.
              Ideologi
            Ideologi adalah kumpulan ide-ide yang diyakini sebagai amat bernilai dan karenanya juga dibela dan diperjuangkan dengan gigih oleh pendukungnya. Ide-ide yang termasuk dalam sebuah ideologi dapat berupa ide-ide politis, ekonomi, filosofis, atau teologis. Contoh pertama adalah ideologi liberalisme, ide yang diperjuangkan sebenarnya hanya satu, yakni kebebasan manusia. Kebalikan dari ideologi liberalisme adalah ideologi komunisme, ideologi itu begitu yakin akan pentingnya nilai kebersamaan, sehingga melihat kebebasan individu sebagai ancaman. Contoh yang ketiga adalah pancasila, ideologi negara kita. Pancasila merupakan ideologi yang menjunjung tinggi 5 ide, yakni ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi dan keadilan sosial.
              Politik
            Politik adalah segala usaha masyarakat untuk mengatur negara. Politik itu menyangkut sistem partai, sistem pembagian daerah, sistem pembagian kekuasaan dan sebagainya. Contoh pertama dari sistem politik adalah sistem pemerintahan kerajaan, seperti tampak pada kebanyakan masyarakat pada abad-abad pertengahan dan di beberapa negara modern ini. Sistem politik yang kedua adalah sistem pemerintahan presidensial, dalam sistem itu kekuasaan ppemerintahan sekurang-kurangnya pemerintahan sehari-hari dipegang oleh seorang presiden. Dan sistem politik yang ketiga yang berbeda dengan sistem yang pertma dan kedua diatas adalah sistem pemerintahan oligarki.
              Ekonomi
            Manusia dan masyarakat tidak hidup hanya dengan perdamaian, melainkan juga denagn terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan. Sistem ekonomi besar yang pertama adalah sistem ekonomi pasar bebas, yang juga disebut sistem ekonomi  kapitalis. Sistem ekonomi besar yang kedua dalah sistem ekonomi komando atau sistem ekonomi kolektif.
              Sosial
            Yang biasa disebut sebagai bidang atau masalah sosial adalah bidang kemasyarakatan yang tidak termasuk secara langsung dalam bidang ideologi, politik, ekonomi , budaya, pertahanan dan keamanan. Contoh dari bidang atau masalah sosial adalah hal keadilan sosial, hal kependudukan, hal kesukuan, hal perbedaan agama, hal kemiskinan, hal pengangguran, dan hal pencemaran lingkungan.
              Kebudayaan
            Kebudayaan adalah usaha dan hasil usaha manusia untuk mengelola dunia dan dirinya, dengan tujuan agar hidupnya semakin manusiawi. Puncak dari usaha itu tampak pada kesenian, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kebudayaan diwariskan terutama melalui pendidikan karena itu perlulah diusahakan pendidikan yang membangun kemanusiaan sejati, sehingga pewarisan budaya sesuai dengan tujuan asli dari kebudayaan yang benar, yakni pemanusiaan.
              Pertahanan Dan Keamanan
            Sejarah menunjukkan bahwa dunia tidak pernah lepas sama sekali dari perang, baik yang bersifat intern dalam negeri maupun yang bersifat antar bangsa. Sistem pertahanan diri dan penjagaan keamanan itu bahkan berakar pada kodrat setiap manusia, yang memiliki mekanisme yang spontan untuk mempertahankan diri dan mencari rasa aman. Pertahanan harus tetap dibatasi pada tujuan yang benar, misalnya untuk menumbuhkan kemampuan membela diri bila ada serangan.
              Pekerjaan Dan profesi
            Pekerjaan dan profesi itu tidak hanya kita laksanakan dan kita hayati demi sesuap nasi, melainkan juga dengan maksud yang lebih mendalam,Jadi dapat disimpulkan bahwa kerja bukanlah semata-mata sarana mencari makan, melainkan juga sarana pemanusiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar