DASAR-DASAR
MORAL
Moral menyangkut
kebaikan. Orang yang tidak baik juga disebut sebagai orang yang tidak bermoral,
atau sekurang-kurangnya orang yang kurang bermoral. Maka secara sederhana kita
mungkin dapat menyamakan moral dengan kebaikan orang atau kebaikan manusiawi.
Ada beberapa hal yang paling mendasar tentang kebaikan manusia secara umum,
sebelum meninjau patokan-patokan kebaikan dibidang-bidang yang lebih khusus.
Sikap
Batin dan Perbuatan Lahir
Moral sebenarnya memuat
dua segi yang berbeda, yakni segi batinlah dan segi lahirlah. Orang yang baik
adalah orang yang memiliki sikap batin yang baik dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik pula. Sikap batin sering disebut juga hati, orang
yang baik mempunyai hati yang baik. Akan tetapi sikap batin yang baik baru
dapat dilihat oleh orang lain setelah terwujud dalam perbuatan lahirlah yang
baik pula. Moral rupanya hanya dapat diukur secara tepat apabila kedua seginya
diperhatikan.
Ukuran
Moral
Untuk menilai sikap
batin maupun perbuatan lahir dibituhkan suatu alat, yakniukuran moral.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, dapat dikatakan bahwa sekurang-kurangnya
kita mengenal adanya dua ukuran yang berbeda, yakni ukuran yang ada dalam hati
dan ukuran yang dipakai oleh orang waktu mereka menilai diri kita. Dalam hati
kita ada ukuran subjektif sedangkan orang lain mungkin memakai ukurang yang
lebih objektif. Disekolah kita belajar norma-norma lain lagi, yang barangkali
tidak sempat diajarkan oleh orang tua maupun oleh masyarakat kampung. Misalkan,
dilatih untuk berdisiplin waktu dan mengerjakan tugas-tugas secara
bersungguh-sungguh.Dari agama kita banyak norma yang khas agama maupun
penggaris bawahan norma-norma yang sudah kita kenal dari orang tua, masyarakat,
dan juga sekolah. Agama bahkan mengajarkan kepada kita norma-norma yang amat
mengikat hati nurani, karena keyakinan bahwa norma-norma itu diwahyukan sendiri
oleh Allah melalui para nabi atau Rasul-Nya .
Pertumbuhan
Hati Nurani
Hati nurani merupakan
pusat kepribadian. Maka, seperti seluruh kepribadian, hati nurani manusia juga
mengalami pertumbuhan. Mutu dari pertumbuhan itu tergantung pada tanggapan
lingkungan maupun pada usaha sendiri. Lingkungan yang baik dapat mendukung
pertumbuhan hati nurani secara positif. Maka keluarga maupun kampung yang baik
merupakan bantuan besar bagi warganya untuk dapat maju dalam pertumbuhan hati
nuraninya.dan sebaliknya masyarakat dan keluarga yang buruk akan menghambat
perkembangan hati nurani. Perkembangan positif hati nurani manusia dapat
digambarkan misalnya sebagai berikut : semula hati nurani masih harus belajar norma-norma
misalnya pada waktu kita masih kanak-kanak, kemudian hati nurani itu mulai
dapat membanding-bandingkan norma tersebut.
Salah
Dan Dosa
Secara singkat
perbedaan itu dapat dirumuskan sebagai berikut; salah adalah tindakan yang
objektif melawan norma yang berlaku sedangkan dosa adalah tindakan yang dengan
sengaja walaupun secara subjektif
diketahui sebagai tindakan yang tidak baik. Jadi, salah lebih bersih
objektif dan menyangkut norma , sementara dosa lebih bersifat subjektif dan
menyangkut keyakinan hati nurani. Berhubungan dengan dosa , orang seringkali
membedakan antara dosa yang berat dan dosa yang ringan. Dosa yang berat kiranya
dapat dipahami sebagai dosa dalam perkara berat yang dilakukan dengan penuh
kesengajaan sedangka dosa yang ringan justru menyangkut perkara ringan, seperti
misalnya karena jengkel lalu kurang halus dalam berbicara terhadap teman dan
sebagainya.
Keutamaan
Moral
Orang yang berusaha
hidup baik secara tekun dalam waktu yang lama dapat mencapai keunggulan moral
yang biasa disebut Keutamaan. Keutamaan adalah kemampuan yang dicapai oleh seseorang
untuk bersikap batin maupun berbuat secara benar. Misalnya: kerendahan hati,
kepercayaan kepada orang lain, keterbukaan, kebijaksanaan, ketekunan kerja,
kejujuran, keadilan, keberanian, penuh harap, penuh kasih dan sebagainya. Untuk
mencapai keutamaan diperlukan usaha pribadi maupun dukungan positif dari
lingkungan, bahkan juga bantuan dari Tuhan sendiri. Sebagai manusia yang lemah,
kita akan seringkali gagal bersikap batin maupun bertindak baik, maka dari itu
bantuan dari Tuhan dan sesama akan amat berarti karena akan membangkitkan
semangat kita untuk berusaha lagi.
BAB II
MORAL HIDUP
Hidup selayaknya
dilihat sebagai anugerah Tuhan yang amat berharga. Karena itu kita terpanggil
untuk memelihara dan melindungi kehidupan sejauh mungkin. Pemeliharaan
kehidupan juga merupakan salah satu bentuk rasa syukur atas anugerah tersebut.
Kita juga yakin bahwa kehidupan manusia mempunyai martabat yang lebih tinggi
dari makhluk ciptaan lainnya. Maka manusia dalam keadaan mana pun harus kita
hargai sesuai dengan martabatnya yang luhur itu.
Awali
Hidup Seorang Manusia
Ada beberapa pendapat
yang berbeda tentang saat yang tepat mulainya hidup seorang manusia. Diantar
pendapat-pendapat itu ada 3 pendapat yang mempunyai argumentasi yang kuat,
sehingga cukup sulit kita tentukan manakah pendapat yang paling sesuai dengan
kebenaran. Pertama, menyatakan bahwa hidup seorang manusia sudah dimulai sejak
terbentuknya sel pertama hasil pertemuan sperma suami dan sel telur istri.
Kedua, menyatakan bahwa hidup seorang manusia barulah mulai sekitar 11 hari
setelah pembuahan, yakni ketika muncul individualitas yang jelas, ketika
kumpulan sel-sel itu tidak mungkin lagi terpisah menjadi beberapa aanak kembar.
Ketiga, menyatakan bahwa hidup khas manusia barulah muncul ketika embrio
berusia sekitar 20 sampai 40 hari, yakni bila embrio itu sudah berhasil
membentuk otak dalam dirinya.
Usaha
Pencegahan Kehamilan
Walaupun hidup manusia
itu luhur dan penuh makna kita tidak dapat mengingkari perlunya perencanaan dan
pengaturan kehamilan, demi kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Manusia dan
masyarakat modern sadar akan perlunya kesesuaiaan antara jumlah anak dan
kemampuan orang tua untuk menghidupi dan mendidik mereka. Namun harus sungguh
dibedakan antara pencegahan kehamilan dan pencegahan kelahiran. Harus dibedakan
antar usaha kontrasepsi dan birth control. Cara pencegahan kehamilan misalnya
dengan Pil KB, suntik KB, dan susuk KB, ketiga-tiganya mempunyai cara kerja
yang sama, yakni memasukkan hormon-hormon kewanitaan yang mencegah ovulasi pada
tubuh wanita.
Pengadaan
Anak Secara Buatan
Kemajuan teknologi
tidak hanya dimanfaatkan untuk mencegah kehamilan, melainkan juga untuk
mengadakan anak secara buatan, artinya tanpa hubungan seks antara suami dan
istri. Salah satu cara untuk mengadakan anak tanpa hubungan seks adalah dengan
inseminasi, yakni dengan memasukkan sperma kedalam rahim wanita ketika ia
sedang subur, ketika ada sel telur yang masak didalam saluran telurnya. Cara
seperti inilah yang dinamakan bayi tabung.
Pemeliharaan
Kehidupan Dalam Rahim
Sejak pembuahan, atau
paling lambat setelah embrio berhasil membentuk otak pada hari ke-20 sampai ke-40 setelah pembuahan, hidup manusia
baru itu harus dilindungi sebaik mungkin. Yang paling berhak dan berkewajiban
melindungi anak tersebut adalah ibunya sendiri, yang mengandungnya. Ia juga harus
dilindungi oleh ayahnya, oleh negara, oleh agama, dan oleh seluruh masyarakat.
Pemeliharaan
Kehidupan
Sejak lahir, bahkan
sudah sejak dalam kandungan, manusia hanya dapat hidup dengan baik apabila ia
sehat, secara fisik maupun secara psikis. Karena itu perlu kita sadari bahwa
rasa syukur atas anugerah kehidupan yang dihadiahkan oleh tuhan itu harus
tampak pula dalam usaha memelihara kehidupan itu. Usaha itu meliputi berbagai
tingkatan, yakni memelihara kesehatan, mencegah penyakit dan rasa sakit menyembuhkan
penyakit dan mengurangi rasa sakit, memulihkan kesehatan sesudah menderita
sakit, dan mencegah kematian dalam bahaya maut. Karena sumber penyakit ada
dimana-mana, bahkan di lingkungan hidup kita yang terdekat, perlulah kita
berusaha juga mencegah penyakit dan rasa sakit, sejauh mungkin. Cara-cara yang
biasa dilakukan ialah: imunisasi, pembersihan lingkungan hidup , dan
menghindari kebiasaan masyarakat yang sebenarnya dapat mengurangi kesehatan
(seperti: merokok, minum-miniman keras, terlalu cepat menelan obat-obatan dan
sebagainya).
Menghayati
Akhir Kehidupan
Betapun orang menjaga
kesehatan dan mencegah segala penyakit, akhirnya ia juga akan mati. Karena
keterbatasannya sebagai makhluk, manusia harus menerima kenyataan yang tidak
membahagiakannya itu. Justru dari keniscayaan kematian itulah manusia menyadari
diri sebagai makhluk ciptaan yang terbatas, tergantung pada kehendak Allah
pencipta. Tuhan itulah yang berkuasa atas hidup dan kematian kita. Kepada
Dialah kita layak taat dan menyerah sepenu-penuhnya.
BAB III
MORAL SEKSUAL
Akhir-akhir ini hampir
diseluruh dunia tampak kecewa derungan masyarakat, terutama kaum muda, untuk
membebaskan diri dari norma-norma lama dibidang seksual. Media massa pun secara
gencar membebaskan diri dari kekangan-kekangan tradisional dan mulai mengekspos
berbagai skandal maupun pandangan baru di bidang seks. Karena itu perlulah
dicari norma baru di bidang ini, yang lebih mengutamakan isi dari pada rumusan.
Nilai-nilai luhur dari seks perlu dilestarikan.
Seks
Dan Seksualitas
Sebaiknya seks dan
seksualitas dibedakan, walaupun tidak perlu dipisahkan karena keduanya memang
bertalian secara amat erat. Yang disebut seks adalah alat kelamin dan hal-hal
yang langsung menyangkut alat kelamin itu. Sedangkan seksualitas adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan kepribadian sebagai pria atau sebagai wanita. Maka dari
itu seksualitas jauh lebih luas dari pada seks. Seks hanyalah salah satu bagian
dari seksualitas.
Onani
Atau Masturbasi
Pandangan tradisional
pada umumnya menganggap onani atau masturbasi sebagai tabu, tak layak
dibicarakan, apalagi dilakukan. Segala macam tindakan onani dan masturbasi
disamaratakan dan dipandang sebagai dosa yang berat. Pandangan modern tidak
lagi menganggap onani atau masturbasi sebagai sesuatu hal yang tabu untuk
dibicarakan secara terbuka. Tindakan masturbasi pun tidak dinilai secara
samarata, seolah-olah semuanya layak dikategorikan sebagai dosa berat.
Permainan
Seksual
Sebagai prinsip umum
kiranya dapat kita katakan bahwa masa pacarran adalah masa untuk belajar saling
mencintai dengan harapan kelak akan menjadi suami istri yang berbahagia.
Ungkapan dan perwujudan kasih sayang antar pria dan wanita pada umumnya memuat
juga kemesraan, kehangatan, rasa tertarik, bahkan juga hawa nafsu seksual.
Justru karena kasih sayang antar muda-mudi yang sedang berpacaran itu pada
umumnya memuat cinta sejati maupun hawa nafsu seksual, mereka harus belajar dan
dibantu untuk dapat membedakan cinta yang sejati dari hawa nafsu. Hawa nafsu
seksual, seperti hawa nafsu lainnya, bersifat egosentris.
Homofilia
Dan Homoseksualitas
Perlu di bedakan antara
homofilia dan homoseksualitas. Homofilia adalah pengalaman jatuh cinta kepada
orang sejenis kelamin, tetapi cinta itu belum begitu mendalam dan baru di
ungkapkan dengan kemesraan ringan seperti saling merangkul, saling memeluk, dan
saling mencium. Sedangkan homoseksualitas atau disebut juga lesbianisme apabila
itu menyangkut ikatan cinta antara sesama wanita, sebaiknya hanya dikenakan
pada hubungan cinta yang sudah amat mendalam antara dua orang sejenis kelamin
dan bila kemesraan mereka sudah begitu jauh. Hubungan semacam itulah biasanya
disebabkan karena adanya kelainan mental seksual pada salah satu atau bahkan
pada kedua-duanya.
Kelainan-Kelainan
Seksual
Selain homoseksualitas,
masih dikenal pula beberapa kelainan seksual yang lain. Misalnya saja: terlalu
banyak membutuhkan kepuasaan seksual, terlalu sedikit membutuhkan kepuasan
seksual, tidak mampu berhubungan seksual, tertarik berhubungan seksual dengan
binatang, tertarik berhubungan seksual dengan mayat, tertarik untuk menikmati
kegiatan seksual orang lain, hubungan seksual dengan saudara dekat dan
sebagainya. Maka dari itu yang harus kita garis bawahi pentingnya perumusan
norma secara baru dibidang itu.
BAB IV
MORAL PERKAWINAN
Sebagian besar dari u
mat manusia sepanjang sejarah hidup dalam lembaga perkawinan. Mereka yang tidak
menikah pun pada umumnya cukup lama hidup dalam keluarga, bersama bapak ibu dan
kakak serta adik mereka. Karena itu masalah perkawinan menyangkut kepentingan
semua orang. Maka moral perkawinan juga layak menjadi salah satu sasaran
perhatian kita. Emansipasi wanita dan teknologi pencegahan kehamilan, misalnya,
jelas mengubah pandangan dan praktik hidup banyak suami-istri.
Perkawinan Sebagai Lembaga
Masyarakat
Sudah
sangat lama perkawinan menjadi lembaga masyarakat, yakni kenyataaan yang
diakui, diatur, dan di lindungi oleh masyarakat. Pada umumnya aturan masyarakat
terhadap lembaga perkawinan bercorak dinamis, mengikuti perkembangan masyarakat
dibidang-bidang lain. Peraturan atau ketentuan masyarakat tentang lembaga
perkawinan pertama-tama menyangkut hakikat perkawinan.Dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar dari masyarakat modern lebih menghargai suami-istri yang
perkawinannya monogam dan tak terputus oleh perceraiaan.
Perkawinan Sebagai Lembaga Hukum
Negara
Mengingat
pentingnya keluarga-keluarga bagi kesejahteraan seluruh bangsa, kebanyakan
negara modern mengakui perkawinan sebagai suatu lembaga hukum negara. Negara
ikut mengakui, mengatur, dan melindungi lembaga perkawinan warganya. Dalam
negara yang masyarakatnya bersifat majemuk, negara sering merasakan mendesaknya
ketentuan-ketentuan yang agak seragam tentang perkawinan bagi semua warganya.
Sebab dapat timbul kekaburan hukum, apabila warga negara hanya mengikuti
ketentuan-ketentuan khas dari masing-masing suku atau agamanya, terutama bila
terjadi perkawinan berbeda suku atau berbeda agama.
Perkawinan Sebagai Lembaga Agama
Kebanyakan
agama juga telah melembagakan perkawinan. Agama-agama itu tidak hanya
memberikan pedoman-pedoman moral, melainkan juga memberi hukum-hukum di bidang
perkawwinan. Hukum-hukum itu misalnya menyangkut hal persiapan nikah, peneguhan
nikah, proses perpisahan sementara, proses perceraiaan, proses pembatalan ikatan
nikah, dan perkawinan kedua sesudah ada perceraiaan. Umat beragama seringkali
bahkan tak mampu lagi membedakan kaidah-kaidah moral dari ketentuan-ketentuan
hukum dari agamanya sendiri. Apa yang dilarang oleh hukum agama seringkali disamakan begitu saja dengan apa
yang tidak layak secara moral..
Perkawinan Sebagai Panggilan Hidup
Berkaitan
dengan hakikat perkawinan sebagai lembaga hukum (masyarakat, negara maupun
agama), seorang yang menikah harus menguji diri, sejauh mana ia akan mampu
mematuhi ketentuan-ketentuan hukum perkawinan yang berlaku. Misalnya, kalau
hukum perkawinan negara memberi kewajiban pada suami untuk mencukupi nafkah
istri dan anak-anak. Perkawinan menuntut kemampuan untuk setia kepada satu
orang, kemauan untuk menurunkan anak-anak dan kemampuan untuk mendidik mereka.
Perkawinan Sebagai Persekutuan
Hidup
Dengan
perkawinan, pria dan wanita menjadi teman hidup untuk seumur hidup mereka.
Mereka mempersekutukan diri dengan seluruh pribadi, jiwa dan raga. Persekutuan
spiritual akan lebih mudah dicapai apabila suami-istri memeluk agama yang sama
dan kedalaman iman mereka tidak berbeda jauh.
Sifat-Sifat Pokok Perkawinan
Ada
beberapa sifat-sifat perkawinan sebagai
berikut: pertama, monogam yaitu satu suami dan satu istri saja. Sifat ini
muncul dari sifat manusia yang normal, sifat pria dan wanita yang menginginkan
cinta yang penuh, tak terbagi. Kedua, perkawinan yang bersifat tak terceraikan,
yaitu secara minimal hal itu berarti bahwa suami-istri akan menghindari
perceraiaan resmi, walaupun mungkin terpakasa hidup pisah karena ketidakcocokan
yang tak teratasi. Ketiga, perkawinan yang bersifat heteroseksualitas yang
dapat dikatakan sebagai sifat yang berasal dari kodrat perkawinan manusia
sendiri. Dan yang keempat, keterbukaan akan adanya anak.
Tugas Pokok Suami-Istri
Pernikahan
sebagai suatu status atau cara hidup tertentu membawa hak-hak dan
kewajiban-kewajiban tertentu pula pada suami-istri. Tugas mereka yang pokok
yaitu; menyempurnakan cinta, saling membahagiakan, membentuk persekutuan hidup
yang penuh cinta, menurunkan dan mendidik anak-anak yang dianugerahkan Tuhan
kepada mereka, ikut membangun masyarakat, dan ikut mengembangkan umat beragama
yang seiman dengan mereka..
Poligami, Perceraiaan,
Penyelewengan dan Pengguguran
Hal-hal
yang layak dijadikan kprihatinan adalah poligami dimana dalam masyarakat modern
sudah dianggap sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman. Perceraiaan diman secara
prinsipil juga layak ditolak oleh semua orang, terutama mereka yang menjunjung
tinggi kesucian perkawinan dan kesetiaaan cinta suami-istri. Penyelewengan
banyaknya penyelewengan yang dilakukan oleh suami atau istri terutama oleh
suami. Dan masalah pengguguran diman
masalah ini termmasuk masalah modern yang paling gawat. Seluruh masyarakat harus
disadarkan akan pentingnya perlindungan terhadap janin dalam kandungan.
BAB V
MORAL SOSIAL
Manusia
adalah makhluk sosial, makhluk yang berkembang dengan pengaruh banyak orang
lain, dan kehadirannya sendiri pun juga ikut mempengaruhi perkembangan pribadi
banyak orang lain.
Ideologi
Ideologi
adalah kumpulan ide-ide yang diyakini sebagai amat bernilai dan karenanya juga
dibela dan diperjuangkan dengan gigih oleh pendukungnya. Ide-ide yang termasuk
dalam sebuah ideologi dapat berupa ide-ide politis, ekonomi, filosofis, atau
teologis. Contoh pertama adalah ideologi liberalisme, ide yang diperjuangkan
sebenarnya hanya satu, yakni kebebasan manusia. Kebalikan dari ideologi
liberalisme adalah ideologi komunisme, ideologi itu begitu yakin akan
pentingnya nilai kebersamaan, sehingga melihat kebebasan individu sebagai
ancaman. Contoh yang ketiga adalah pancasila, ideologi negara kita. Pancasila
merupakan ideologi yang menjunjung tinggi 5 ide, yakni ketuhanan, kemanusiaan,
kebangsaan, demokrasi dan keadilan sosial.
Politik
Politik
adalah segala usaha masyarakat untuk mengatur negara. Politik itu menyangkut
sistem partai, sistem pembagian daerah, sistem pembagian kekuasaan dan
sebagainya. Contoh pertama dari sistem politik adalah sistem pemerintahan
kerajaan, seperti tampak pada kebanyakan masyarakat pada abad-abad pertengahan
dan di beberapa negara modern ini. Sistem politik yang kedua adalah sistem
pemerintahan presidensial, dalam sistem itu kekuasaan ppemerintahan
sekurang-kurangnya pemerintahan sehari-hari dipegang oleh seorang presiden. Dan
sistem politik yang ketiga yang berbeda dengan sistem yang pertma dan kedua
diatas adalah sistem pemerintahan oligarki.
Ekonomi
Manusia
dan masyarakat tidak hidup hanya dengan perdamaian, melainkan juga denagn
terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk kebutuhan akan sandang,
pangan, dan papan. Sistem ekonomi besar yang pertama adalah sistem ekonomi
pasar bebas, yang juga disebut sistem ekonomi
kapitalis. Sistem ekonomi besar yang kedua dalah sistem ekonomi komando
atau sistem ekonomi kolektif.
Sosial
Yang biasa disebut sebagai bidang
atau masalah sosial adalah bidang kemasyarakatan yang tidak termasuk secara
langsung dalam bidang ideologi, politik, ekonomi , budaya, pertahanan dan
keamanan. Contoh dari bidang atau masalah sosial adalah hal keadilan sosial,
hal kependudukan, hal kesukuan, hal perbedaan agama, hal kemiskinan, hal
pengangguran, dan hal pencemaran lingkungan.
Kebudayaan
Kebudayaan adalah usaha dan hasil
usaha manusia untuk mengelola dunia dan dirinya, dengan tujuan agar hidupnya semakin
manusiawi. Puncak dari usaha itu tampak pada kesenian, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Kebudayaan diwariskan terutama melalui pendidikan karena itu
perlulah diusahakan pendidikan yang membangun kemanusiaan sejati, sehingga
pewarisan budaya sesuai dengan tujuan asli dari kebudayaan yang benar, yakni
pemanusiaan.
Pertahanan Dan Keamanan
Sejarah menunjukkan bahwa dunia
tidak pernah lepas sama sekali dari perang, baik yang bersifat intern dalam
negeri maupun yang bersifat antar bangsa. Sistem pertahanan diri dan penjagaan
keamanan itu bahkan berakar pada kodrat setiap manusia, yang memiliki mekanisme
yang spontan untuk mempertahankan diri dan mencari rasa aman. Pertahanan harus
tetap dibatasi pada tujuan yang benar, misalnya untuk menumbuhkan kemampuan
membela diri bila ada serangan.
Pekerjaan Dan profesi
Pekerjaan
dan profesi itu tidak hanya kita laksanakan dan kita hayati demi sesuap nasi,
melainkan juga dengan maksud yang lebih mendalam,Jadi dapat disimpulkan bahwa
kerja bukanlah semata-mata sarana mencari makan, melainkan juga sarana
pemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar